Belajar Melepaskan Karena Cinta-NYA
Karena-NYA, Kita Belajar Mengikhlaskannya
“Saat apa yang kau senangi menjauh darimu, yakinlah itu semua hanya karena Dia terlalu sayang padamu.”
Kadang sulit bagi kita untuk belajar ikhlas
Rasanya kata itu mudah tuk diucapkan
Namun hanya sedikit orang yang mampu menerapkan
Ikhlas itu tidak hanya sekedar kata
Ikhlas itu tidak hanya sekedar ucapan
Karena ikhlas tentang sebuah kemurnian hati dan penghambaan pada Ilahi
Mungkin berat melepas ia dari hidup kita
Bukan karena ia yang sempurna
Tapi karena Allah terlalu menyayangi kita
Bukan karena Allah tak adil pada kita
Tapi karena Allah cemburu pada posisi-Nya
Kadang kita tak sadar menempatkannya di urutan pertama
Kadang kita tak sadar bahwa prioritas kita adalah ia
Dan kadang kita tak sadar, karena ia kita melupakan-Nya
Rasa sesak kadang menyelinap melihatnya dengan yang lain,
Melihatnya berpindah pada yang lain
Tapi tahukah saudariku?
Itu karena Allah hendak menjadikanmu hamba yang selalu di samping-Nya
Saudariku,
Tahukah kau?
Karena ia yang kau utamakan, maka ada jarak antara kau dengan-Nya
Serasa ada sekat pemisah tuk meraih cinta-Nya
Padahal…
Bukankah Dia mengatakan bahwa Dia begitu dekat?
Bahkan kedekatannya melebihi urat nadi
Jadi dimanakah Dia?
Dia ada dalam diri kita
Namun ia yang kita banggakan telah merenggut tempat-Nya di hati kita
Saudariku,
Ketahuilah jika kita merasa jauh dengan-Nya
Bukan karena Dia yang menjauh
Namun bisa jadi karena kita telah menggusur kedudukan-Nya
Sungguh, Dia maha pencemburu
Cemburu saat kau berpaling dari-Nya
Padahal semua nikmat kau dapatkan dari-Nya
Sungguh, Dia tak pernah menjauh
Namun karena kita yang berpaling dari cinta-Nya
Saudariku,
Sadarlah, bahwa saat kau merasa kehilangannya
Itu berarti Allah tak mau membiarkanmu jauh dari jangkauan-Nya
Sadarlah, bahwa saat kau merasa sesak melihatnya dengan yang lain
Itu berarti Allah tak mau kau terlelap dalam penghambaan selain dari pada-Nya
Saudariku,
Masih ingatkah kau akan surat cinta dari-Nya yang ke 112?
Coba bukalah kembali surat cinta-Nya itu
Bukankah Dia mengatakan bahwa Dia yang Maha Esa?
Dia yang satu, bukan karena ada yang ke dua
Tapi Esa. Tak ada yang lain selain dari-Nya
Saudariku,
Bukalah bait berikutnya,
Apa yang kau temukan pada surat cinta-Nya?
“Allah tempat bergantung”
Sungguh, Maha Romantis, Dia menyatakan diri bahwa hanya Dia-lah tempat kita bergantung
Hanya pada-Nya segala asa dan doa terpanjatkan
Tak ada tempat untuk bergantung selain dari-Nya
Tak ada tempat berlindung selain dari naungan-Nya
Dan tak ada tempat sandaran teryaman selain karena Rahim-Nya
Saudariku,
Bukalah bait ketiganya
“(Allah tidak beranak dan tidak pula di peranakan”
Dia yang Maha Tunggal
Adanya Dia bukan karena Dia bermula, bukan karena dilahirkan ataupun melahirkan
Dan bukalah pada bait berikutnya
“Dan tidak ada sesuatu yang setara dengan Dia”
Amatilah, bukankah Dia mengatakan bahwa tak ada yang setara dengan-Nya?
Bukankah tak ada satu pun yang mampu menandingi-Nya?
Namun kenapa kita masih menyandingkan yang lain dengan-Nya?
Kenapa kita masih menghadirkan yang lain yang justru menandingi tampat-Nya dalam hidup kita?
Kenapa kita masih berharap selain dari pada-Nya?
Kenapa kita masih memprioritaskan yang lain di atas-Nya?
Ya Rabb,
Ampuni kami atas segala khilaf yang kami lakukan
Ampuni kami atas kebodohan yang kami lakukan
Ya Rabb,
Rengkuhlah kami dengan cinta-Mu
Jangan biarkan kami berpaling dari-Mu
Jadikan kami sebagai hamba-hamba pilihan-Mu.
Aamiin.
Leave a Reply